RSS

SUSU, mencegah atau menyebabkan Osteoporosis yah?

Lagi tertarik nih sama penyakit yang amat sangat terkenal ini, siapa lagi kalau bukan Osteoporosis. Dimana yang katanya minuman yang nyehatin dan biasanya dipanggil SUSU ini ternyata bukannya mencegah Osteoporosis tapi malah menyebakan Osteoporosis. LOH, kok bisa? Yukk dibaca, kenapa bisa begitu yah?

( Bahasanya agak ribet nih, diresapi baik-baik yah :p )

Prof dr Hiromi Shinya, dalam bukunya, The Miracle of Enzyme-Self-Healing Program, yang tahun 2008 telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia dan diterbitkan Qanita, anak perusahaan Mizan mengungkapkan fakta yang menarik “Terlalu banyak minum susu menyebabkan osteoporosisi.”

Shinya yang guru besar kedokteran Fakultas Kedokteran Albert Einstein di Amerika Serikat menulis demikian: ”Satu miskonsepsi umum yang terbesar mengenai susu adalah bahwa susu membantu mencegah osteoporosis. Oleh karena jumlah kalsium dalam tubuh kita berkurang seiring dengan usia, kita diberi tahu untuk minum susu yang banyak untuk mencegah osteoporosis. Namun, ini adalah sebuah kesalahan besar. Minum susu terlalu banyak sebenarnya menyebabkan osteoporosis.”

Apa argumen Shinya terhadap pendapatnya yang ”melawan” pendapat umum ini, termasuk sebagian dokter ahli gizi klinik? Menurut Shinya, kadar kalsium dalam darah manusia biasanya terpatok pada 9-10 mg. ”Namun, saat minum susu, konsentrasi kalsium dalam darah Anda tiba-tiba meningkat. Walaupun sepintas lalu hal ini mungkin terlihat seperti banyak kalsium telah terserap, peningkatan jumlah kalsium dalam darah ini memiliki sisi buruk. Ketika konsentrasi kalsium dalam darah tiba-tiba meningkat, tubuh berusaha untuk mengembalikan keadaan abnormal ini menjadi normal kembali dengan membuang kalsium dari ginjal melalui urine,” demikian pendapat Shinya.

Ia menambahkan, ”Jika Anda mencoba minum susu dengan harapan mendapatkan kalsium, hasilnya sungguh ironis, yaitu menurunnya jumlah kalsium dalam tubuh Anda secara keseluruhan. Dari empat negara susu besar—Amerika, Swedia, Denmark, dan Finlandia—yang banyak sekali mengonsumsi susu setiap hari, ditemukan banyak kasus retak tulang panggul dan osteoporosis.”

Hal ini dibuktikan dengan adanya data statistik di negara-negara yang penduduknya banyak meminum susu banyak juga yang mengalami osteoporosis. Lihat saja di Amerika Serikat. Orang kulit putih di sana dengan konsumsi kalsium 800-1200mg/hari lebih rentan terhadap osteoporosis dibandingkan dengan orang yang berkulit hitam maupun orang Asia dengan konsumsi kalsium 300-500 mg/hari. Namun ini bukan karena perbedaan ras. Kenyataannya orang Asia yang hidup di China misalnya (yang tentu saja jarang meminum susu) memiliki risiko osteoporosis yang lebih rendah daripada orang Asia yang hidup di Amerika (karena mereka meminum susu lebih banyak). Begitu juga di negara-negara penghasil susu dan pengkonsumsi lainnya seperti Belanda, Australia, New Zealand, Finlandia, dll dibandingkan negara di Asia dan Afrika.

Sebaliknya, ikan-ikan kecil dan rumput laut, yang selama berabad-abad dimakan oleh bangsa Jepang dan pada awalnya dianggap rendah kalsium, mengandung kalsium yang tidak terlalu cepat diserap yang meningkatkan jumlah konsentrasi kalsium dalam darah. Terlebih lagi, hampir tidak ada kasus osteoporosis di Jepang selama masa rakyat Jepang tidak minum susu. Bahkan, sekarang, Anda tidak mendengar banyak orang menderita osteoporosis dari mereka yang tidak minum susu setiap harinya. Tubuh dapat menyerap kalsium dan mineral yang diperlukan melalui pencernaan udang kecil, ikan, dan rumput laut.

Menanggapi pendapat Shinya ini, pakar gizi klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof Dr Waloejo Soerjodibroto, ketika dihubungi menyatakan bahwa pendapat tersebut masuk akal. Waloejo mengaku belum membaca buku Shinya, tetapi ia belum yakin bahwa kadar kalsium yang berlebih akibat asupan minum susu justru akan mendorong pembuangan kalsium dari ginjal melalui urine, termasuk kalsium dari massa tulang. ”Betapapun susu adalah sumber protein sehingga dalam konteks yang benar, susu tetap berguna untuk tubuh,” katanya. Kita tentu ingat slogan gizi ”Empat Sehat, Lima Sempurna” yang diciptakan tokoh gizi nasional, almarhum Prof dr Poorwosoedarmo, sekitar empat dekade lalu, yang menyebutkan bahwa konsumsi susu ”menyempurnakan” empat komponen makanan lainnya (karbohidrat, protein dan lemak nabati/hewani, sayur, dan buah-buahan). Menurut Waloejo, slogan itu bagus dan amat berguna pada masa tahun 1960-an ketika kondisi gizi masyarakat Indonesia masih kurang baik karena memberikan panduan yang mudah diingat masyarakat awam.

”Namun, kini kita dapat mempertanyakan, apakah benar tanpa susu asupan gizi kita kurang sempurna. Panduan ini kemudian diganti dengan istilah ’menu seimbang’ (balanced diet), yang sebenarnya juga tidak pas. Yang benar untuk konteks Indonesia adalah giza atau gizi lengkap (wholesome diet). Semua komponen ada, tidak kelebihan, tidak kekurangan,” tutur Waloejo.
Waloejo menekankan, yang penting untuk mencegah berkurangnya massa kalsium pada jaringan tulang bukan hanya asupan kalsium, tetapi juga tersedianya vitamin D3, yang dibuat dari inti kolesterol.
Pada awal evolusi, manusia purba tidak gampang mencari lemak. Dalam perkembangannya, lingkungan dan pola hidup manusia berubah, tetapi mekanisme usus dan enzim-enzim manusia purba masih tidak berbeda dengan manusia modern.
”Itulah sebabnya kita sekarang menjumpai banyak kasus obesitas, kelebihan kolesterol dan trigliserida. Kritik Prof Shinya ada benarnya,” katanya.
(mulai dari sini bahasanya agak susah, but keep reading ya klo mampu…)
- Penyerapan kalsium membutuhkan peran sel osteoblast yang juga berfungsi membentuk matriks tulang. - Pembuangan kalsium dari tulang membutuhkan aktivitas osteoclast.
- Jika semakin banyak kalsium di serap ke dalam tulang, seperti karena kekurangan estrogen, produksi dan aktivitas osteoblast dan osteoclast ditingkatkan. - Jika semakin banyak kalsium diserap semakin banyak juga kalsium dibuang
Tetapi 50-70% dari pembentukan tulang ini, osteoblast mati dalam pembuatan matriks baru.
Jadi sekali lagi, matinya osteoblast inilah yang berkaitan dengan osteoporosis. Namun, makanan berkalsium tidak selalu menyebabkan osteoporosis. Hanya jika penyerapan yang berlebih ke dalam tulang yang berbahaya.
- Kalsium diserap secara normal sesuai kebutuhan tubuh. - Jumlah yang diserap ke dalam darah hanyalah 200 mg. Bayangkan jika kita mengkonsumsi susu, terutama yang berkalsium tinggi yang kisaran kandungan kalsiumnya 300 mg, 500 mg, atau 700 mg.
Memang, kepadatan tulang (bone mass density/BMD) meningkat jika kita mengkonsumsi makanan berkalsium. Hal ini berdampak dalam jangka pendek dan tidak selamanya.

Kasus osteoporosis (keretakan tulang panggul) banyak terjadi walaupun kepadatan tulang para penduduk negara-negara yang biasa mengkonsumsi susu itu tinggi. Kepadatan tulang yang rendah karena mengkonsumsi kalsium sedikit sepanjang hidup dapat mencegah osteoporosis. Jika intake kalsium sangat rendah, tidak akan terjadi kekurangan kalsium untuk pembentukan matriks tulang. Perbedannya hanya pada tulang tidak menua secara dini dan tidak mengandung kelebihan kalsium. Namun, jika kepadatan tulang rendah karena kehilangan atau matinya osteoblast, maka BMD yang rendah bukan pencegahan. BMD berkurang pada osteoporosis karena kekurangan matriks tulang yang baru. Lubang tidak mengandung kalsium.

- Osteoporosis tidak disebabkan karena penurunan massa tulang. - Penurunan massa tulang hanyalah akibat dari berkurangnya matriks tulang karena kehilangan osteoblast.Jadi solusinya, hati-hati dalam mengkonsumsi susu secara berlebih. Begitu juga dengan ikan laut dan telur secara berlebih.

Sumber lain menyebutkan teori lain, yaitu, penyebab utama osteopororis adalah terlalu banyak mengonsumsi acidic yang berasal dari daging, gula dan bahan-bahan yang mengandung kimia. Untuk menetralisir aciditas tersebut, tubuh mengambil kalsium (alkalin) dari tulang. Sehingga masalah osteoporosis bukanlah bahwa seseorang itu tidak cukup memakan kalsium. Masalahnya adalah mereka kehilangan kalsium. Dengan demikian, mengasup lebih banyak kalsium ke dalam tubuh bukanlah jawabannya, karena Anda bisa kehilangan lebih banyak daripada yang Anda asup (misalnya dengan tetap memakan daging, gula,dan bahan-bahan kimia lainnya). Apabila ektra kalsium ini berasal dari makanan yang mengandung protein tinggi seperti susu, keju dan es krim, itu akan memperburuk keadaan. Karena makanan ini adalah pembentuk acid. Makanan-makanan ini menyebabkan tubuh kehilangan banyak kalsium. Solusi utama adalah membuat tubuh menjadi alkalin. Dengan memakan lebih banyak sayuran dan menghindari makanan pembentuk acid seperti daging, gula dan bahan-bahan kimia.
***
Jadi beberapa inti penting dari hal-hal diatas :
- Yang diperlukan oleh tubuh untuk tulang adalah kalsium, tidak terpaku hanya dari susu. (Bisa jadi dari ikan teri)
- Tubuh selalu mempertahankan keseimbangannya, sehingga konsumsi kalsium berlebih mendorong tubuh membuang kalsium yang sudah berlebihan (berlebihan itu nggak pernah baik)
- Yang perlu diperhatikan adalah orang dengan ginjal yang sudah mengalami penurunan kinerja. Terlalu banyak kalsium yang dibuang malah akan memperburuk kondisi ginjal, karena ginjal juga punya batas kerja.(tapi yang muda juga jangan kebablasan)
- Tanpa vitamin D dan olahraga/kegiatan fisik, kalsium tidak dapat diserap oleh tulang. (mission failed! mubazir toh)

0 komentar:

Posting Komentar