RSS

Vitamin larut air (PART I)


VITAMIN LARUT AIR

Vitamin larut air dikelompokkan menjadi vitamin C dan vitamin B kompleks. Vitamin B kompleks terdiri dari delapan factor yang saling berkaitan fungsinya di dalam tubuh dan terdapat di dalam bahan makanan yang hampir sama. Fungsinya terkait dalam proses metabolism selhidup, baik pada tumbuh-tumbuhan maupun hewan sebagai koenzim atau kofaktor.

VITAMIN C

Vitamin C adalah Kristal putih yang mudah larut dalam air. Dalam keadaan kering vitamin C cukup stabil tetqpi keadaan larut vitamin C mudah rusak karena bersentuhan dengan udara ( oksidasi ) terutama bila terkena panas. Oksidasi dipercepat dengan kehadiran tembaga dan besi. Vitamin C tidak stabil dalam larutan alkali, tetapi cukup stabil dalam larutan asam. Vitamin C adalah vitamin yang paling stabil.

SUSUNAN KIMIA

Asam askorbat ( vitamin C ) adalah suatu turunan heksosa dan diklasifikasikan sebagai karbohidrat yang erat berkaitan dengan monosakarida. Vitamin C dapat disintesis dari D-glukosa dan D-galaktosa dalam tumbuh-tumbuhan dan sebagian besar hewan. Vitamin C terdapat dalam dua bentuk di alam, yaitu L-asam askorbat (bentuk tereduksi) dan L-asam dehidro askorbat (bentuk teroksidasi). Oksidasi bolak balik L-asam askorbat menjadi L-asam dehidro askorbat terjadi bila bersentuhan dengan tembaga, panas atau alkali.
Kedua bentuk vitamin C aktif secara biologic tetapi bentuk tereduksi adalah yang paling aktif. Oksidasi lebih lanjut L-asam dehidro askorbat menghasilkan asam diketo L-gulonat dan oksalat yang tidak dapat direduksi kembali.

METABOLISME

Vitamin C mudah diabsorbsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi pada bagian atas usus halus lalu masuk ke peredaran darah melalui vena porta. Rata – rata absorbs adalah 90% untuk konsumsi diantara 20 dan 120 mg sehari. Konsumsi tinggi sampai 12 gram (sebagai pil) hanya diabsorbsi sebanyak 16%. Vitamin C kemudian dibawa ke semua jaringan. Konsentrasi tertinggi adalah di dalam jaringan adrenal, pituitary dan tetina.
Tubuh dapat menyimpan hingga 1500 mg vitamin C bila konsumsi mencapai 100 mg sehari. Jumlah ini dapat mencegah terjadinya skorbut selama tiga bulan. Tanda -  tanda skorbut akan terjadi bila persediaan tinggal 300 mg. Konsumsi melebihi taraf kejenuhan berbagai jaringan dikeluarkan melalui urin dalam bentuk asam oksalat. Pada konsumsi melebihi 100 mg sehari kelebihan akan dikeluarkan sebagai asam askorbat atau sebagai karbon dioksida melalui pernapasan. Walaupun tubuh mengandung sedikit vitamin C, sebagain tetap akan dikeluarkan. Makanan yang tinggi dalam seng atau pectin dapat mengurangi absorbsi sedangkan zat-zat di dalam ekstrak jeruk dapat meningkaatkan absorbs.
Status vitamin C tubuh ditetapkan melalui tanda-tanda klinik dan pengukuran kadar vitamin C di dalam tubuh. Tanda-tanda klinik antara lain, pendarahan gusi dan pendarahan kapiler di bawah kulit. Tanda dini kekurangan vitamin C dapat diketahui bila kadar vitamin C darah di bawah 0,20 mg/dl.

FUNGSI VITAMIN C

Vitamin C mempunyai banyak fungsi di dalam tubuh, sebagai koenzim atau kofaktor. Asam askorbat adalah bahan yang bahan yang kuat kemampuan reduksi dan bertindak sebagai antioksidan dalam reaksi-reaksi hidroksilasi. Beberapa turunan vitamin C (seperti asam eritrobik dan askorbik palmitat) digunakan sebagai antioksidan di dalam industry pangan untuk mencegah proses tengik, perubahan warna (browsing) pada buah-buahan dan untuk mengawetkan daging.

1.     Sintesis kolagen

Vitamin C diperlukan untuk hidroksilasis prolin dan lisin menjadi hidroksiprolin, bahan penting dalam pembentukan kolagen. Kolagen merupakan senyawa protein yang mempengaruhi integritas struktur sel di semua jaringan ikat, seperti pada tulang rawan, matriks tulang, dentin gigi, membran kapiler, kulit dan tendon (urat otot). Dengan demikian vitamin C berperan dalam penyembuhan luka, patah tulang, pendarahan dibawah kult dan pendarahan gusi.
2.    
Sintesis karinitin, noradrenalin, serotonin dan lain lain

Karnitin memegang peranan dalam mengangkat asam lemak rantai panjang ke dalam mitokondria untuk dioksidasi. Karnitin menurun pada defisiensi vitamin C yang disertai dengan rasa lemah dan lelah.
Perubahan dopamine menjadi noradrenalin membutuhkan vitamin C. Vitamin C berperan dalam perubahan triftopan menjadi 5-hidroksitriptofan dan pembawa saraf serotonin. Asam askorbat juga berperan dalam hidroksilasi berbagai steroid di dalam jaringan andrenal. Konsentrasi vitamin C di dalam kelenjar adrenal menurun bila aktifitas hormone adrenal meningkat. Dalam keadaan stress emosional, psikologis atau fisik, ekskresi vitamin C melalui urin meningkat. Vitamin C diperlukan untuk oksidasi fenilalanin dan tirosin dan perubahan folasin menjadi asam tetrahidrofolat.

3.    Absorpsi dan metabolism besi

Vitamin C mereduksi besi feri menjadi fero dalam usus halus sehingga mudah diabsorpsi. Vitamin C menghambat pembentukan hemosiderin yang sukar dimobilisasi untuk membebaskan besi bila diperlukan. Absorpsi besi dalam bentuk nonhem meningkat empat kali lipat bila vitamin C. Vitamin C berperan dalam memindahkan besi dari trasnferin di dalam plasma ke ferritin hati.

4.    Absorpsi kalsium

Vitamin C juga membantu absorpsi kalsium dengan menjaga agar kalsium berada dalam bentuk larutan.

5.    Mencegah infeksi

Vitamin C meningkatkan daya tahan terhadap infeksi, kemungkinan karena pemeliharaan terhadap membrane mukosa atau pengaruh terhadap fingsi kekebalan.
6.    Mencegah kanker dan penyakit jantung
Vitamin C dikatakan dapat mencegah dan menyembuhkan kanker, kemungkinan karena vitamin C dapat mencegah pembentukan nitrosamine yang bersifat karsinogenik. Di samping itu peranan vitamin C sebagai antioksidan diduga dapat mempengaruhi pembentukan sel-sel tumor. Hal-hal ini sekarang belum dibuktikan secara ilmiah. Vitamin C diduga dapat menurunkan taraf trigliserida serum tinggi yang berperan dalam terjadinya penyakit jantung.

SUMBER VITAMIN C

Vitamin C pada umumnya hanya terdapat di dalam pangan nabati yaitu sayuran dan buah terutama yang asam seperti jeruk, nenas, rambutan, papaya, gandaria, dan tomat, vitamin C juga banyak terdapat di dalam sayuran daun-daunan dan jenis kol.

KEHILANGAN DAN PENGOLAHAN

Pangan dapat kehilangan vitamin C sejak dipanen hingga samapai di meja makan. Keadaan yang menyebabkan hilangnya vitamin C adalah lama disimpan pada suhu panas, membiarkan terbuka pada udara (oksidasi), pencucian, perendaman dalam air, memasak dengan suhu tinggi untuk waktu lama, memasak dalam panic besi atau tembaga, membiarkan lama sesudah dimasak pada suhu kamar atau suhu panas sebelum dimakan.

Diare Akibat Susu


Biasanya ada anak balita yang abis minum susu sapi langsung diare, kenapa yah bisa gitu? Apa sebabnya? Sebelumnya dibahas masalah Alergi akibat susu sapi, sekarang mizzdiet mau bahas masalah diare akibat minum susu sapi....Langsung aja menuju TKP yah...

Diare adalah kumpulan gejala yang ditandai buang air besar encer (cair), lebih banyak dari biasa, bisa atau tidak disertai darah dan lendir, dapat atau tidak disertai muntah, frrekuensi pada bayi baru lahir lebih dari 3 kali, pada bayi dan anak lebih dari 2 kali per hari.Penyebab diare bermacam-macam antara lain infeksi mikroorganisme (jasad renik) seperti bakteri, virus, parasit, faktor psikologis misalnya, karena ketakutan atau kecemasan, bahkan kadang sama sekali tidak diketemukan mikroorganisme penyebab.Tulisan ini akan membahas diare pada bayi dan anak yang disebabkan bukan oleh infeksi mikroorganisme, tetapi karena alergi susu sapi.Sampai kini minuman yang paling baik untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik maupun kecerdasan bayi adalah air susu ibu (ASI), yang telah dibuktikan secara ilmiah. Namun karena beberapa hal misalnya produksi ASI kurang, menderita askit berat, ibu bekerja dan sebagainya, tidak dapat memberikan ASI, pilihan penggantinya memberi susu formula pengganti ASI (PASI).Bahan yang dipergunakan untuk membuat susu formula sebagian besar berasal dari susu hewani terutama sapi. Beberapa penelitian melaporkan bahwa sekitar 2%-3% anak usia di bawah 2 tahun mengalami alergi terhadap susu sapi terutama terhadap kandungan proteinnya.Protein di susu sapi berada dalam bentuk yang disebut dengan kasein sebanyak 80% dan whey (20%). Paling sering berperan sebagai elergen (yang menyebabkan elergi) adalah protein dalam bentuk kasein, alfa laktalbumin, beta laktoglobulin, beta serum albumin, dan gamma globulin.Mulai terjadinya alergi susu sapi terutama pada tahun-tahun pertama kehidupan bayi, dan akan tampak lebih jelas sewaktu bayi mulai disapih. Gejala klinis yang muncul sangat bervariasi mulai dari yang ringan sampai berat, dan mulai munculnya gejala dapat cepat terlihat setelah beberapa menit meminum atau memakan bahan makanan yang terbuat dari susu sapi atau setelah beberapa jam kemudian. Gejala klinis yang paling sering muncul adalah diare yang berkepanjangan, dapat disertai kram, kolik (sakit perut yang periodik) dan muntah. Diare alergi susu sapi dapat juga muncul pada bayi-bayi yang meminum ASI yang di dalam diet ibunya mengandung susu sapi karena alergen protein susu sapi dapat melewati ASI. Gejala diare oleh alergi susu sapi harus dibedakan dengan diare yang disebabkan oleh intoleran susu sapi (tidak diterimanya susu) oleh susu bayi, terutama intoleran terhadap laktosa, yaitu karbohidrat utama yang terdapat di dalam susu. Diare karena intoleran laktosa disebabkan karena kekurangan enzim laktase di dalam saluran cerna bayi, yang berperan menghidrolisis (mengubah) laktosa yang ada di dalam susu menjadi glukosa dan galaktosa (gula susu) yang mudah diserap oleh usus bayi.Kekurangan enzim laktase dapat terjadi primer yaitu dibawa sejak lahir, atau didapat setelah lahir seperti bayi yang lahir sebelum cukup bulan (prematur), setelah diare mendadak yang disebabkan infeksi seperti infeksi virus yang menyebabkan rusaknya mukosa (permukaan usus) yang berperan memproduksi enzim laktase.Mekanisme diare alergi susu sapi berbeda dengan diare yang disebabkan intoleran laktosa, bukan karena kekurangan enzim laktase, tetapi terjadi melalui perantaraan reaksi imunologik tubuh (zat anti dari sistem pertahanan tubuh) terhadap protein susu.

Reaksi ini akan melepaskan bahan-bahan yang disebut dengan mediator (seperti histamin, prostaglandin, leukotrin) yang menimbulkan gejala klinis tergantung dari organ tempat terjadinya reaksi tersebut. Bila menyerang saluran cerna, gejala yang paling sering muncul adalah diare yang bisa terjadi berkepanjangan selama meminum atau memakan makanan yang berasal dari susu sapi, dapat pula disertai gejala kolik, kran, mual, dan muntah.
Di samping melepaskan bahan-bahan mediator, reaksi imunologik yang terjadi dapat pula menyebabkan kerusakan (peradangan) pada mukosa usus yang disebut dengan proktitis, enterokolitis dengan gejala diare yang dapat bercampur darah.
Bila didapatkan gejala-gejala sepeti yang telah dijelaskan dari susu sapi, maka segeralah berkonsultasi dengan dokter spesialis anak.
Sumber: IDAI.or.id

Diare akibat susu

Gula atau karbohidrat

Dalam bahasa sehari-hari, kita mengenal istilah gula pasir, gula jawa, gula bit dan sebagainya. Dalam dunia kedokteran, yang dimaksud gula adalah karbohidrat. Dan istilah gula susu yang sering kita dengar berarti sejenis karbohidrat yang terdapat dalam susu.

Karbohidrat itu sendiri merupakan salah satu unsur gizi yang dibutuhkan tubuh dari makanannya di samping protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Zat ini merupakan bahan bakar tubuh, karena dari zat ini kita mendapatkan energi datau tenaga untuk menjalankan aktivitas sehari-hari. Lebih dari 50 persen kalori yang didapat tubuh biasanya disediakan leh karbohidrat.
Ada berbagai macam karbohidrat, begitu juga dengan sumbernya. Seperti gula pasir yang sering kita gunakan termasuk dalam golongan karbohidrat yang disebut sukrosa.Sedang gula susu dikenal juga dengan laktosa.

Susu sebagai sumber laktosa

Air Susu Ibu (ASI) mengandung laktosa sebagai karbohidratnya. Demikian juga dengan susu sapi, susu kambing, dan susu dari hewan mamalia lainnya kecuali anjing laut. Susu formula atau susu botol dengan sendirinya juga mengandung laktosa.
Dari penelitian tersingkap bahwa kelenjar pankreas (yang menghasilkan enzim-enzim pencernaan) pada bayi baru lahir belum bekerja dengan sempurna. Akibatnya bayi baru lahir tidak dapat mencerna karbohidrat dari sumber lain seperti nasi. Di dalam jonjot-jonjot usus, terdapat enzim yang berfungsi memecah laktosa. Laktosa yang diminum bayi akan dipecah menjadi jenis gula yang lebih kecil molekulnya, yaituglukosa dan galaktosa. Kedua gula inilah yang diserap usus masuk ke pembuluh darah dan kemudian diedarkan ke seluruh tubuh untuk digunakan sebagai bahan bakar.

Berkurangnya enzim laktase

Enzim laktase dalam usus bayi sudah terbentuk sejak janin. Kadar maksimal akan tercapai pada usia janin 6-7 bulan sampai bayi lahir. Bayi-bayi prematur atau bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram, biasanya memiliki enzim laktase lebih kecil. Untuk kasus-kasus bayi dengan laktase kurang, mereka harus diberi makanan susu khusus.

Berkurangnya kadar enzim laktase di dalam jonjot-jonjot usus akan mengganggu kesehatan bayi. Pada penyakit diare misalnya, karena serangan kuman terjadilah kerusakan jonjot-jonjot. Kerusakan ini akan mengakibatkan jonjot-jonjot usus berkurang. Dan dengan sendirinya kadar enzim laktasepun akan berkurang.

Kemampuan seseorang untuk menangkal gangguan kesehatan akibat susu juga dipengaruhi oleh enzim laktase ini. Orang-orang kulit putih termasuk golongan yang tahan terhadap susu. Lain halnya dengan orang kulit berwarna seperti Asia, umumnya mereka tergolong yang tidak tahan susu. Pada orang kulit berwarna, kadar enzim laktase mereka umumnya menurun setelah berusia 3 tahun. Rendahnya enzim laktase ini pun tetap bertahan sampai dewasa. Lain halnya dengan orang kulit putih, mereka tetap dapat mempertahankan kada enzim laktase yang tinggi sampai mereka dewasa.

Berdasarkan teori, ketidakmampuan orang kulit berwarna memiliki enzim laktase rendah karena mereka tidak mendapatkan susu tambahan setelah mereka disapih. Akibatnya, tubuh mereka tidak dirangsang untuk cukup memproduksi enzim laktase. Dan karena terjadi setelah bertahun-tahun, dari generasi ke generasi, maka terjadilah perubahan genetik. Hasilnya, saat ini orang kulit berwarna akan sakit perut dan mencret kalau minum susu. Memang tidak semua orang, sebagian kecil orang kulit berwarna dapat tetap memiliki kadar enzim laktase tinggi. Walaupun kada enzim laktase di dalam tubuh rendah, sebagian besar dari kita masih dapat mengkonsumsi susu dengan toleransi baik. Asal, susu yang kita minum tidak terlalu banyak, misalnya hanya sekitar 200 sampai 400 cc sehari.

Penyakit kurang gizi (malnutrisi) juga dapat membuat anak tidak tahan susu. Sebab, dalam keadaan gizi buruk, jumlah jonjot usus berkurang. Akibatnya kadar enzim laktase pun berkurang.

Bahaya tidak tahan susu

Tidak tahan susu atau lebih sering intoleransi laktose diartikan sebagai gejala gangguan kesehatan berupa perut kembung, mencret, dan sakit perut kalau minum susu yang mengandung laktosa. Keadaan ini bisa saja menyerang semuaorang baik tua maupun muda seperti Ibu Vina dan bayinya. Kalau seorang bayi terserang diare, untuk sementara waktu ia tidak dapat menerima laktosa. Bila ia masih terus diberikan susu yang mengandung tinggi laktosa, maka mencretnya akan berlangsung terus. Padahal, laktosa yang tidak dapat dicerna usus tersebut merupakan makanan empuk bagi bakteri yang ada di dalam usus. Akibatnya, bakteri itupun akan berkembang baik.

Pada saat memanfaatkan laktosa tersebut, bakteri tidak menghabiskan seluruhnya. Tetapi terdapat sisa-sisa berupa asam-asam organik yang bersifat dapat menambah kerusakan jonjot-jonjot usus. Penambahan bakteri yang berlipat ganda ini pun akan membahayakan usus yang telah rusah tadi. Akibatnya diare pun akan berkepanjangan dan akan terjadi gangguan pencernaan dan penyerapan makanan. Pada akhirnya gangguan ini akan mempengaruhi tumbuh kembang anak.

Tidak semua bayi yang menderita diare akan tidak tahan susu atau laktosa. Biasanya dokter akan menentukan apakah perlu diganti susu yang didapat bayi. Kalaupun perlu, penggantian tersebut hanya bersifat sementara.

Diare dan susu khusus

Laktosa memang tidak sembarangan ada di dalam ASI atau susu formula kalau tidak ada keunggulannya. Keunggulan utama adalah dalam penyerapan mineral kalsium yang sangat dibutuhkan bayi untuk pertumbuhan tulangnya. Sebagian ahli juga berpendapat bahwa laktosa juga berguna dalam mematangkan susunan saraf pusat (otak) bayi, karena ia dibutuhkan dalam pembentukan sarung serabut saraf.

Walaupun laktosa sangat dibutuhkan oleh tubuh karena ketidakmampuan tubuh menerimanya terpaksa susu harus diganti dengan susu khusus. Tetapi susu ini juga bisa digunakan oleh penderita diare pada saat serangan saja, untuk kemudian kembali pada susu biasa. Hal ini mengingatkan laktosasangat dibutuhkan bayi. Komposisi susu khusus ini disesuaikan dengan keadaan penderita diare. Disesuaikan dengan berkurangnya laktase dalam tubuh penderita, maka jumlah laktosa tersebut dikurangi dan diganti dengan jenis karbohidrat lain atau jenis glukosa polimer. Bisa juga laktosa tersebut dihilangkan dan diganti dengan jenis glukosa lain.

Tiga golongan susu khusus untuk diare adalah:
· Formula susu sapi rendah laktosa
Pada jenis susu ini kadar laktosa susu normal yaitu 7 gram/100 milimeter diturunkan menjadi kira-kira 1 gram/100 milimeter. Contoh susu : LLM danAlmiron
· Formula susu sapi bebas laktosa
Laktosa yang ada pada susu dihilangkan dan diganti dengan gula lain. Contoh susu : Bebelac FL dan Pregetismil
· Formula susu kedele
Formula ini terbuat dari kedele sehingga tidak mengandung susu sapi. Otomatis susu ini tidak mengandung laktosa.
Contoh: Nursoy, nutrisoya, dan Prosobee
Sumber: Ikatan Dokter Anak Indonesia


Alergi akibat susu sapi


Ada nih yah anak namanya Tarno ( Bukan Pak Tarno loh ya) usia nya baru 9 bulan, nah anak ini baru aja divonis sama dokter kalo dia itu alergi susau sapi. Loh ko bisa ? Padahal kata orang tuanya, sejak lahir tarno udah minum susu sapi dan ga ada masalah tuh. Dan sang ibu pun sempet ketakutan neh, karena denger rumor yang bilang kalo minum susu soya dan susu hipoalergenik bikin anak ga cerdas dan ga bisa bikin gemuk juga. Nah, bener ga yah bayi yang sebelumnya ga pernah mengalami alergi susu sapi trus bisa berubah? Bener ga minum susu soya bikin anak jadi ga cerda juga gemuk? Sekarang mizzdiet mau mengupas masalah susu sapi ini setajam SILET….hehehehe lebay dikit gpp kan? Langsung aja ke TKP yah, dibaca baik-baik trus diresapi dan dikomentarin, klo pada bingung Tanya yah…


Susu sapi dianggap sebagai penyebab alergi makanan pada anak yang paling sering dan paling awal dijumpai dalam kehidupannya. Alergi susu sapi adalah suatu penyakit yang berdasarkan reaksi imunologis yang timbul sebagai akibat pemberian susu sapi atau makanan yang mengandung susu sapi. Alergi susu sapi adalah suatu kumpulan gejala yang mengenai banyak organ dan sistem tubuh yang ditimbulkan oleh alergi terhadap susu sapi.
Deteksi dan pencegahan alergi susu sapi harus dilakukan dengan cermat sejak dini. Pitfall diagnosis alergi susu sapi sering dialami karena gejalanya mirip gejala reaksi simpang  komponen susu sapi formula dan pengaruh diet ibu saat pemberian ASI.
Hippocrates pertama kali melaporkan adanya reaksi susu sapi sekitar tahun 370 masehi. Dalam beberapa dekade belakangan ini prevalensi dan perhatian terhadap alergi susu sapi semakin meningkat. Susu sapi sering dianggap sebagai penyebab alergi makanan pada anak yang paling sering Beberapa penelitian di beberapa negara di dunia prevalensi alergi susu sapi pada anak dalam tahun pertama kehidupan sekitar 2%. Sekitar 1-7% bayi pada umumnya menderita alergi terhadap protein yang terdapat dalam susu sapi. Sedangkan sekitar 80% susu formula bayi yang beredar di pasaran ternyata menggunakan bahan dasar susu sapi.
Alergi susu sapi adalah suatu kumpulan gejala yang mengenai banyak organ dan sistem tubuh yang ditimbulkan oleh alergi terhadap susu sapi dengan keterlibatan mekanisme sistem imun. Mekanisme reaksi terhadap susu yang dasarnya adalah reaksi hipersensitifitas tipe I dan hipersensitifitas terhadap makanan yang dasarnya adalah reaksi hipersensitifitas tipe III dan IV. Reaksi simpang makanan yang tidak melibatkan mekanisme sistem imun dikenal sebagai intoleransi susu.. Alergi terhadap protein susu sapi atau alergi terhadap susu formula yang mengandung protein susu sapi merupakan suatu keadaan dimana seseorang  memiliki sistem reaksi kekebalan tubuh yang abnormal terhadap protein yang terdapat dalam susu sapi. Sistem kekebalan tubuh bayi akan melawan protein yang terdapat dalam susu sapi sehingga gejala-gejala reaksi alergi pun akan muncul.
Alergi susu sapi akan 80% akan menghilang atau menjadi toleran sebelum usia 3 tahun. Penanganan alergi susu sapi adalah penghindaran susu sapi dan makanan yang mengandung susu sapi, dengan memberikan susu kedele sampai terjadi toleransi terhadap susu sapi. Perbedaan yang mencolok antara penyakit alergi susu sapi dan alergi terhadap makanan lain pada bayi adalah bahwa toleransi dapat terjadi secara spontan semasa usia dini.
Penghindaran susu sapi harus dikerjakan sampai terjadi toleransi sekitar usia 2-3 tahun sehingga harus diberikan susu pengganti formula soya atau susu sapi hidrolisat sempurna dan makanan padat bebas susu sapi dan produk susu sapi. Pencegahan alergi harus dikerjakan sedini mungkin pada anak berisiko atopik, Penelitian menunjukkan bahwa 85% ASS akan ditoleransi sebelum anak berumur 3 tahun. Walaupun akan terjadi toleransi pada usia tersebut, tindakan pencegahan maupun tata laksana yang tepat perlu untuk mencegah terjadinya alergi yang lebih parah serta alergi terhadap makanan alergen lain di kemudian hari.
Alergi merupakan masalah penting yang tidak harus diremehkan. Reaksi yang ditimbulkan dapat mengganggu semua organ tubuh dan perilaku anak. Sehingga dapat mengganggu tumbuh dan berkembangnya seorang anak. Pada usia tahun pertama kehidupan, sistim imun seorang anak relatif masih imatur dan sangat rentan. Bila ia mempunyai bakat atopik akan mudah tersensitisasi dan berkembang menjadi penyakit alergi terhadap alergen tertentu misalnya makanan dan inhalan.
MEKANISME TERJADINYA GANGGUAN
Alergi susu sapi terjadi karena mekanisme pertahanan spesifik dan non-spesifik saluran cerna bayi belum sempurna. Susu sapi adalah protein asing utama yang diberikan kepada seorang bayi, Harus dibedakan antara alergi susu sapi suatu reaksi imunologis dan reaksi intoleransi yang bukan berdasarkan kelainan imunologis seperti efek toksik dari bakteri stafilokok, defek metabolik akibat kekurangan enzim laktase, reaksi idiosinkrasi atau reaksi simpang dari bahan-bahan lain yang terkandung dalam susu formula.
Protein susu sapi merupakan alergen tersering pada berbagai reaksi hipersensitivitas pada anak. Susu sapi mengandung sedikitnya 20 komponen protein yang dapat mengganggu respon imun yang menyimpang pada seseorang.. Protein susu sapi terbagi menjadi kasein and whey. Kasein yang berupa bagian susu berbentuk kental biasanya didapatkan pada terdiri dari 76-86% dari protein susu sapi. Kasein dapat dipresipitasi dengan zat asam pada pH 4,6.  Whey terdiri dari  20% total protein susu, tang terdiri dari  β -lactoglobulin (9% total protein susu), α -lactalbumin (4%), bovine immunoglobulin (2%), bovine serum albumin (1%), dan sebagian kecil beberapa  proteins seperti lactoferrin, transferrin, lipases (4%).Dengan pasteurisasi rutin tidak cukup untuk menghilangkan protein ini tetapi sebaliknya meningkatkan sifat alergenitas beberapa protein susu seperti b-laktoglobulin.
Karakteristik komponen protein susu sapi.



KOMPONEN PROTEINBERAT MOLEKUL (kD)PERSENTASE PROTEIN TOTALALERGINISITASSTABILITAS PADA SUHU 100 C
β -lactoglobulin18.310+++++
Casein20-3082+++++
α -lactalbumin14.24+++
Serum albumin671++
Immunoglobulins1602++

Banyak penelitian mengenai alergenitas protein susu sapi. Terdapat lebih dari 40 jenis protein yang berbeda dalam susu sapi yang berpotensi untuk menyebabkan sensitivitas. Kandungan pada susu sapi yang paling sering menimbulkan alergi adalah lactoglobulin, selanjutnya casein, lactalbumin  bovine serum albumin (BSA). Analisa Immunoelectrophoretic menunjukkan bahwa casein berkurang alergenisitasnya setelah pemanasan sekitar 120 C selama 15 menit, sedangkan lactoglobulin, lactalbumin berkurang terhadap pemanasan lebih dari 100C. BSA and gammaglobulin kehilangan antigenisitasnya pada suhu antara 70C . 80C.
MANIFESTASI KLINIS
Gejala yang terjadi pada alergi susu sapi secara umum hampir sama dengan gejala alergi makanan lainnya. Target organ utama reaksi terhadap alergi susu sapi adalah kulit, saluran cerna dan saluran napas.  Reaksi akut (jangka pendek) yang sering terjadi adalah  gatal dan anafilaksis. Sedangkan reaksi kronis (jangka panjang) yang tyerjadi adalah astma, dermatitis (eksim kulit) dan gangguan saluran cerna. Beberapa manifestasi reaksi simpang karena susu sapi melalui mekanisme IgE dan Non IgE.
Target organ yang sering terkena adalah kulit berupa urticaria dan angioedema. Sistem saluran cerna yang terganggu adalah sindrom oral alergi, gastrointestinal anaphylaxis, allergic eosinophilic gastroenteritis. Saluran napas yang terjadi adalah asma, pilek, batuk kronis berulang. Target multiorgan berupa anafilaksis karena makanan atau anafilaksis dipicu karena aktifitas berkaitan dengan makanan
Selain target organ yang sering terjadi tersebut di atas, manifetasi klinis lainnya berupa Manifestasi tidak biasa (anussual Manifestation). Diantaranya adalah manifestasi kulit berupa vaskulitis, fixed Skin Eruption. Sistem saluran cerna yang terganggu adalah chronic Pulmonary disease (Heiner Syndrome), hypersensitivity pneumonitis. Saluran cerna yang terjadi adalah konstipasi, gastroesophageal refluk, saluran napas seperti hipersekresi bronkus (napas bunyi grok-grok) dan obstruksi duktus nasolakrimalis (mata sering berair dan belekan) Target multiorgan berupa irritability/Sleeplessness in infants, artropati, nefropati dan trombositopeni
Reaksi susu sapi  yang timbul karena reaksi non Ige berupa dermatitis atopik, ermatitis Herpetiformis, proktokolitis, entero colitis, alergi eosinophilic gastroenteritis, sindrom enteropati, penyakit celiac  dan sindrom Heiner
Terdapat 3 pola klinis respon alergi protein susu pada anak : Reaksi Cepat, waktu dari setelah minum susu hingga timbulnya gejala. Reaksi sedang (pencernaa), 45 menit hingga 20 jam. Sedangkan Reaksi Lambat (kulit dan sal.cerna), Lebih dari 20 jam. Reaksi awal kulit gejala timbul dalam 45 menit setelah mengkonsumsi susu. Reaksi tersebut dapat berupa bintik merah (seperti campak) atau gatal. Gejala lain berupa gangguan system saluran napas seperti napas berbunyi .ngik. (wheezing), atau rhinoconjuncy=tivitis (bersin, hidung dan mata gatal, dan mata merah). Gejala tersebut bias terjadi meskipun hanya mengkonsumsi sedikit susu sapi. Hill dkk telah mellaporkan bahwa hamper semua (92% penderita dalam kelompok ini dalam pemeriksaan skin prick test   terhadap susu sapi hasilnya positif.. Anafilaksis susu sapi adalah merupakan reaksi paling penting dalam kelompok ini.
Dalam kelompok reaksi sedang gejala yang sering timbul adalah muntah, diare dimulai setelah 45 menit hingga 20 jam setelah mendapatkan paparan dengan susu. Menurut penelitian sekitar sepertiga dari kelompok ini didapatkan hasil positif hasil tes kulit (skin prick test).
Gejala yang timbul dalam reaksi lambat terjadi dalam sekitar 20 jam setelah terkena paparan susus sapi.  Untuk terjadinya reaksi ini dibutuhkan jumlah volume susu sapi yang cukup besar. Dalam kelompok ini hanya sekitar 20% yang didapatkan hasil uji kulit yang positif. Uji temple alergi ( Patch Test) yang dilakukan selama 48 jam sering terdapat  hasil positif pada kelompok ini. Sebagian besar terjadi dalam usia lebih dari 6 bulan. Tanda dan gejala yang sering timbul adalah diare, konstipasi (sulit uang air besar)  dan dermatitis (gangguan kulit)
DIAGNOSIS ALERGI SUSU SAPI
Diagnosis alergi susu sapi adalah suatu diagnosis klinis berupa anamnesis yang cermat, mengamati tanda atopi pada pemeriksaan fisis, pemeriksaan imunoglobulin E total dan spesifik susu sapi. Untuk memastikan alergi susu sapi harus menggunakan provokasi makanan secara buta (Double Blind Placebo Control Food Chalenge = DBPCFC). DBPCFC yang menjadi gold standard atau baku emas. Namun cara DBPCFC tersebut sangat rumit dan membutuhkan waktu, tidak praktis dan biaya yang tidak sedikit. Beberapa pusat layanan alergi anak melakukan modifikasi terhadap cara itu. Children Allergy Center Rumah Sakit Bunda Jakarta melakukan modifikasi dengan cara yang lebih sederhana, murah dan cukup efektif. Modifikasi DBPCFC tersebut dengan melakukan .Eliminasi Provokasi Makanan Terbuka Sederhana..
Anamnesis atau mengetahui riwayat gejala dilihat dari jangka waktu timbulnya gejala setelah minum susu sapi atau makanan yang mengandung susu sapi. Harus diketahui riwayat pemberian makanan lainnya termasuk diet ibu saat pemberian ASI dan pemberian makanan pendamping lainnya. Harus diketahui juga gejala alergi asma, rinitis alergi, dermatitis atopik, urtikaria, alergi makanan, dan alergi obat pada keluarga (orang tua, saudara, kakek, nenek dari orang tua), dan pasien sendiri.
Gejala klinis pada kulit seperti urtikaria, dermatitis atopik, ras. Saluran napas: batuk berulang terutama pada malam hari, setelah latihan asma, rinitis alergi. Gangguan saluran cerna, muntah, diare, kolik dan obstipasi.
Pemeriksaan fisik yang mungkin didapatkan hadala ada kulit tampak kekeringan kulit, urtikaria, dermatitis atopik allergic shiner.s, Siemen greasegeographic tongue, mukosa hidung pucat, dan wheezing (mengi).


Tabel Tinggi Badan dan Berat Badan rata-rata anak 0-5 Tahun


Yang pada pengen tau berapa yah berat badan dan tinggi badan rata-rata anak balita?
Nah mizzdiet mau berbagi informasi nih, langsung aja yah diliad....kalo bingung langsung tanya, jangan bengong aja....hehehe :p




UmurBerat (Gram)Tinggi (Cm)
Standar80% StandarStandar80% Standar
Lahir 3.42.750.540.5
0 - 1 Bulan4.33.45543.5
     2 Bulan545846
     3 Bulan5.74.56048
     4 Bulan6.3562.549.5
     5 Bulan6.95.564.551
     6 Bulan7.45.96652.5
     7 Bulan86.367.554
     8 Bulan8.466955.5
     9 Bulan8.97.170.556.5
     10 Bulan9.37.47257.5
     11 Bulan9.67.773.558.5
     12 Bulan9.97.974.560
1 tahun 3 Bulan10.68.57862.5
           6 Bulan11.3981.565
           9 Bulan11.99.684.567.5
2 tahun  0 Bulan12.49.98769.5
            3 Bulan12.910.589.571.5
            6 Bulan13.510.89273.5
            9 Bulan1411.29475
3 tahun  0 Bulan14.511.69677
            3 Bulan15129878.5
            6 Bulan13.512.499.579.5
            9 Bulan1612.9101.581.5
4 tahun 0 Bulan16.513.2103.582.5
           3 Bulan1713.6105
           6 Bulan17.41410785.5
           9 Bulan17.914.410886.5
5 tahun  0 Bulan18.414.710987
Sumber : Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI

Keunggulan ASI dan Menyusui


Banyak nih ibu2 jaman sekarang udah pada ga mau nyusuin anaknya, malah ada juga yang bilang takud bentuk tubuhnya berubah kalo nyusuin si baby...woww, ko pada mikir gitu  yah? apa pada ga tau nih, keistimewaan ASI? apa lagi sekarang marak nih produsen susu jualan produknya buad bayi dari umur 0 bulan dengan berbagai merek dan kelebihan...gimana program pemerintahan mau sukses untuk menggalakkan ASI eksklusif kalo dari lahir aja udah dicekokin susu formula, baru aja itu bayi bunyi ngekkk eh botol susu udah masuk ke mulutnya...udah gagal donk program ASI ekslusifnya..Nah, buad para ibu muda yang baru mau jadi ibu ato mungkin bakal mau punya anak lagi, dibaca deh apa seh keistimewaan ASI untuk anak? biar pada ga salah langkah ngasih anaknya susu formula...

Keunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu: aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis, ekonomis dan aspek penundaan kehamilan.

1.Aspek Gizi.
Manfaat Kolostrum
·   Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.
·   Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi.
·   Kolostrum mengandung protein,vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.
·   Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan.

Komposisi ASI
·   ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.
·   ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak.
·   Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara Whei dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei dengan Casein merupakan salah satu keunggulan ASI dibandingkan dengan susu sapi. ASI mengandung whey lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi mempunyai perbandingan Whey :Casein adalah 20 : 80, sehingga tidak mudah diserap.

Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI
·   Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat terjadinya gangguan pada retina mata.
·   Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA  dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa dari substansi pembentuknya (precursor) yaitu masing-masing dari Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6 (asam linoleat).

2. Aspek Imunologik
·         ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.
·         Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori Ig.A tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E. coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan.
·         Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat  zat besi di saluran pencernaan.
·         Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi.
·         Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri dari 3 macam yaitu: Brochus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi  saluran pernafasan, dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu.
·         Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.

3. Aspek Psikologik
·         Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi ASI yang mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih saying terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI.
·         Interaksi Ibu dan Bayi: Pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut.
·         Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim.

4. Aspek Kecerdasan
·         Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan system syaraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi.
·         Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point 4.3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8.3 point lebih tinggi pada usia 8.5 tahun, dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI.

5. Aspek Neurologis
·         Dengan menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan, menghisap dan bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna.

6. Aspek Ekonomis
·         Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya.

7. Aspek Penundaan Kehamilan
·         Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai Metode Amenorea Laktasi (MAL).

Sumber: Buku Panduan Manajemen Laktasi: Dit.Gizi Masyarakat-Depkes RI,2001